Breaking News
Thursday 12 December 2013

Pemkot Surabaya akan Ubah Prostitusi Dolly jadi Sentra Bisnis

Hidayatullah[dot]com--Langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merehabilitasi kawasan prostitusi semakin jelas. Lembaga yang dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini itu mematangkan desain penutupan lokalisasi dan tengah merancang menjadi sentra bisnis.
''Pemkot Surabaya memprogramkan pembangunan prioritas terhadap 12 wilayah, yang lantas disebut dengan istilah unit pengembangan (UP). Nah, Dolly yang merupakan bagian dari wilayah sawahan masuk dalam program UP,''papar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Sonhaji, dikutip berita resmi pemerintah Kota Surabaya, Surabaya.net.
Menurut Agus, Dolly memang sudah masuk Radar Pemkot sejak beberapa waktu lalu. Tidak seperti sekarang yang identik dengan prostitusi dan perumahan padat serta jalan yang sempit.
Di masa mendatang, Dolly diproyeksikan sebagai sentra bisnis dan perdagangan.
Direncanakan, Jalan Putat lebarnya sekitar 25 meter. Tujuannya, lanjut Agus, agar akses transportasi dan bisnis terbuka sehingga kawasan tersebut bisa lebih berkembang.
''Disamping itu tentu juga dibarengi dengan pembenahan sarana penerangan dan saluran air,''ujarnya.
Untuk pembangunan fasilitas umum (fasum), Pemkot menyertakan Rp 5 miliar sebagai modal awal. Dana itu digunakan untuk membeli wisma, yang lantas dibangun fasum berupa taman, fasilitas olahraga dan lain sebagainya.
Masih kata Agus, rehabilitasi lokalisasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemkot, melainkan juga pemprov dan pemerintah pusat. Ketiganya bersinergi dengan melaksanakan peran sesuai porsinya masing-masing. Yang jelas, semuanya menggelontorkan anggaran guna mendukung penutupan lokalisasi.
Mantan Kabag Bina Program ini mengungkapkan, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Sosial (kemensos) membantu anggaran sebesar Rp 858 juta.
Dana tersebut untuk stimulus modal para mantan Wanita Tuna Susila (WTS). Pun demikian halnya dengan Pemprov Jatim yang mengalokasikan Rp 1 miliar lebih khusus bagi keluarga rentan ekonomi (para mantan mucikari).
Sedangkan Pemkot menggelontorkan Rp 25 miliar yang digunakan untuk kegiatan pelatihan, pembangunan fasum, dan sebagainya. ''Angka tersebut rinciannya untuk lokalisasi Klakah Rejo, Sememi, Morokrembangan, dan Dupak Bangunsari. Belum termasuk Dolly karena masih dikaji lebih detail mengenai kebutuhan persisnya,'' katanya.*

Artikel Terkait:

Silahkan Kunjungi Blog Kami Yang Lainnya

Klik Gambar di bawah ini

0 comments:

Post a Comment

 
Klik Info Lainnya